Buat yang sedang berjuang meningkatkan kapasitas organisasinya

Buat yang sedang berjuang meningkatkan kapasitas organisasinya
Ilustrasi: Shutterstock
"Mimpi kita besar, rencana banyak, tapi sumber daya terbatas."
"Kita bisa berkembang secara alami, menggunakan sumber daya yang ada. Tapi kalau seperti ini terus akan ketinggalan momentum."

Ada yang familiar dengan kenyataan di atas? Jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Karena kami pun  juga sering mengalaminya. Lalu apa yang mesti dilakukan?

Sebagai gerakan yang awalnya tumbuh dari blog dan tanpa ada rencana untuk menjadi bisnis media, GNFI memang tidak sangat nge-gas untuk cepat menjadi besar.

Bertahun-tahun kami melakukannya dengan sangat organik. Setiap ada kebutuhan sumber daya, kami mepertimbangkannya secara selektif. Apa yang memang benar-benar harus diadakan, apa yang bisa ditunda. Begitupun dengan rencana-rencana.

Semuanya berjalan realtif "aman", karena kami menjaga semuanya agar jangan sampai besar pasak dari pada tiang.

Tapi terus terang cara seperti ini tidak selalu baik. Bukan hati-hatinya yang tidak baik, tapi gerak yang menjadi pelan.  Karena GNFI digerakkan oleh sebuah misi yang agak "ambisius": menyebarkan dampak baik baik untuk sebanyak mungkin masyarakat, maka sayang sekali kalau dampak baik ini lambat penyebarannya, tidak luas jangkauannya. Karena kalau begitu, artinya kami gagal dalam menjalankan misi.

Inilah yang membuat kami melakukan langkah-langkah untuk cracking  limitation. Bukan sesuatu yang rumit, siapapun bisa melakukannya asal mau. Saya bagi di sini, siapa tahu bermanfaat untuk yang sedang berjuang meningkatkan kapasitas organisasinya.

  1. Kolaborasi Strategis

Semua orang normalnya tahu kolaborasi itu bagus. Tapi ternyata tidak semua punya good will untuk berkolaborasi. Alasannya macam-macam,  tapi biasanya ego organisasi yang masih tinggi. Hasrat untuk membangun semuanya sendiri (owning) masih mengalahkan keinginan untuk bekerja sama saling menguntungkan (sharing) dengan pihak lain.

Di GNFI kami melatih diri untuk berkolaborasi. Berkolaborasi untuk mengerjakan project, membangun produk, atau mengembangkan program-program. Kami memaknai setiap kolaborasi adalah hal yang strategis: Bukan hanya kami yang harus dapat manfaatkan besar, tapi bagaimana agar mitra kolaborasi juga mendapatkan benefit dari kerja sama yang terjalin. Dari satu kolaborasi yang baik dan berhasil, akan membawa pada peluang-peluang baik berikutnya.

2. Melibatkan komunitas

Apa yang terjadi kalau orang-orang dengen ketertarikan, kepentingan, dan tujuan yang sama berkumpul? Sesuatu yang sulit  menjadi mudah. Setiap orang bergerak karena panggilan jiwa. Tidak ada capeknya. Itulah komunitas.

Kemendagri pernah mencatat, ada sekitar 395 ribu komunitas di Indonesia. Ini yang tercatat, yang tidak pasti lebih banyak. Bidang geraknya macam-macam, dari sosial, pendidikan, lingkungan, budaya, hobi, profesi, dan ... silahkan dilanjutkan sendiri. Bidang apapun yang Anda sebut, hampir pasti ada komunitasnya di sana.

Dalam banyak kesempatan, GNFI selalu mencari cara untuk melibatkan komunitas.  Komunitas yang suka menulis, sosial, literasi, pegiat pendidikan, film maker, komunitas ASN muda, hingga komunitas penulis lagu.

Bekerja sama dengan komunitas bukan hanya menghasilkan eksposur, tapi juga hasil yang konkret. Baik secara kuantitas maupun kualitas.

3. Membangun ekosistem talent

Berapa banyak orang yang diperlukan oleh GNFI untuk mengabarkan berita bagus dari ratusan daerah di Indonesia? Pasti buanyak sekali. Juga berarti perlu biaya yang tidak sedikit. Sudah begitu, belum tentu mudah mendapatkan orang-orang yang bisa bekerja dan mampu untuk mengerjakan yang kita minta.

Karena itulah kami membangun ekosistem talent. Caranya dengan menjalin hubungan baik dari setiap talent yang pernah atau sedang terlibat dengan GNFI.

Misalnya alumni magang.  Setiap waktu membuka kesempatan magang, GNFI beruntung yang mendaftar bisa ratusan bahkan ribuan orang (meskipun yang diterima biasanya maksimal hanya puluhan). Mereka bisa mahasiswa maupun fresh graduate. Setelah magang selesai, tim HR akan tetap berhubungan dengan mereka. Para mentor di GNFI pun  selalu membuka diri untuk komunikasi secara personal. Sering kali ketika ada pekerjaan yang membutuhkan skill tertentu, HR sudah bisa langsung memberikan alternatif orang yang bisa dikontak dari daftar alumni magang.

Ini berlaku juga untuk para freelancer, kontributor, hingga orang-orang yang pernah bekerja di GNFI. Kami juga membangun Kawan GNFI. Mereka tersebar di berbagai daerah hingga luar negeri.

***

Nah, kira-kira itu cara GNFI. Boleh dicoba. Atau dimodifikasi sesuai selera.

Wahyu Aji

Wahyu Aji

Saat ini berperan sebagai CEO di GNFI. Interaksi dapat melalui aji@goodnews.id